Membangun Keluarga Impian

Pagi hari aku membuka mata, kudengar suara bising dari luar kamar. Sudah bukan hal asing buatku melihat keluarga ini saling mencaci maki, meributkan hal sepele. Jujur dari lubuk hati aku tidak pernah menyukai hal ini nada-nada amarah, suara tinggi, dan caci maki. Buatku orangtua sekalipun akan tetap terlihat seperti anak kecil jika bertengkar mereka akan ngambek kemudian anak merasa tidak nyaman dengan semuanya. Aku tidak melanjutkan mimpi tidurku, buyar sudah oleh suara bising itu, aku bergegas bangun dari padang kapuk yang empuk kemudia kakiku menuju dapur dan mulai sarapan.

Sekaleng susu berlogo beruang dan beberapa keping cookies menemani sarapan pagi, lalu aku makan seperti biasa mama bercerita kenapa dia begitu kesalnya pada papa. Rasanya sarapanpun berat sekali, aku tidak bisa menyalahkan keadaan ya memang mungkin Tuhan tempatkan aku disini untuk belajar sabar, dan benar saja aku juga kena damprat omelan mama yang bermula dari lagi-lagi hal sepele, mama bicara dengan nada agak tidak mengenakan sehingga aku keceplosan membantahnya. Ibarat baru satu paragraf aku berucap, mama sudah berkata ribuan paragraf tidak tersaring pokoknya semua yang terpikirakan dan tidak terpikirkan terucap.

"Hummmmmmmmmmmmmmmmmmm...." Aku menghela nafas amat sangat panjang, rasanya sebal bercampur aduk tapi ya buat apa juga membalas terus perkataan mama, buatku biar aku yang lebih banyak terluka oleh kata-kata dari pada aku harus makin membuat mama meradang dan terluka akibat batahan emosiku. Aku memilih diam menaham semua yang ada sendiri. Okelah, kalau membahas kekurangan aku percaya setiap keluarga pasti punya baik dan buruknya sendiri. Ini hanya contoh kecil, sebuah pertengkaran orangtua meski hanya lewat ucapan berdampak bagi emosi anak.


Hallo para orangtua atau calon orangtua, aku memang belum menjadi seperti kalian dan aku sadar menjadi orangtua memang tidak pernah ada sekolahnya. Tapi aku harap kalian baca tulisan ini, suara hati yang terdalam dari seorang anak yang muak dengan pertengkaran yang katanya sudah dewasa. Tidak ada terbesit dibenakku untuk mengurui kalian. Ini murni padangan seorang anak melihat suasana ribut sehari-harinya.

Setiap anak yang dilahirkan kebumi adalah buah cinta kalian, kami sebagai anak tidak bisa memilih keluarga seperti apa kami dilahirkan kelak namun kalian sebagai orangtua punya peran untuk membentuk keluarga impian yang harmonis dengan cara kalian. Bangunlah keluarga yang bukan hanya struktur keanggotaan, tapi buat itu jadi keluarga yang menyenangkan untuk pertumbuhan kembang anak-anak anda kelak. Jangan sering bertengkar didepan anak, setiap kali anda bertengkar didepan anak maka anak akan merasa gelisah, murung, emosi dan lagi-lagi melihat contoh kekerasan yang membentuk pola pikirnya menjadi tidak baik. Kami tidak bisa membuat keluarga jadi menyenangkan jikalau orangtuanya sendiri tidak bisa menciptakan itu terlebih dahulu. Jaga perkataan sekali lagi, emosimu akan tidak bisa mengontrol perkataan dan tindakanmu, jangan lukai pasangan atau anak-anakmu dengan perkataan yang tidak membangun sama sekali.

1 perkataan buruk harus dibalas minimal 10 perkataan baik untuk menyembuhkannya, itu kalimat yang saya pernah dengar dari seorang psikolog. Jadi sekali lagi hati-hatilah dalam berucap, kita tidak pernah tahu efek dari kita melukai perasaan orang lain dengan perkataan kita dimanapun kita berada.

Dan untuk anak, kelak kalian akan membangun keluarga impian kalian. Maka belajarlah dari sekarang untuk mengatur emosi, menjaga perkataan, membuka mata selebar-lebarnya dengan siapakah kita akan memilih membangun keluarga? Seseorang yang kasar baik secara perkataan atau perbuataannya? seseorang yang tidak bisa berkomunikasi tentang apa yang dia rasa? seseorangnya dingin yang tidak bisa berekspresi? seseorang yang matakeranjang? ya setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bagian dari kita adalah membuka mata lebar saat memilih karena kita bisa pilih serta menentukan kelak keluarga impian yang akan dibangun kelak bersama pasangan kita. Jangan ulangi pola mendidik anak yang tidak baik, yang pernah kita rasa dahulu kala. Putus rantai mendidik anak dengan kata-kata atau perbuatan yang melukai hati anak, banyak membaca bagaimana cara mendidik anak, membangun keluarga harmonis dengan pola yang lebih sehat. Serta tidak lupa melibatkan Tuhan untuk menolong kita terus saat membangun kehidupan keluarga yang kita bagun.

Semoga hari ini indah untuk kita semua, jika ada yang merasa berat pagi ini tetaplah berusaha tersenyum meski rasanya sulit. Hari ini terlalu sayang bila hanya dilewati dengan emosi atau dendam yang tidak berarti. Sang Khalik yang berbaik hati pastinya akan membantu kita melewati hari ini, sesulit dan seberat apapun itu.


 Quotes From Pinterest


Salam Hangat,
Dariku yang sedang belajar melewati satu hari ini dengan sukacita,

Melisa Dawson

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer