Buaian (Telisik Project)

Heilio... alias Halo... kembali dirumah pena bersama Melisa Dawson, nah hari ini tulisan ini mengulas sedikit tentang lagu Buaian yang ada di album musik Telisik Danilla JPR. Pada bab ini ceritanya sedang dalam proses tapi kali ini sedikit berbeda dari bab sebelumnya. Khusus bab Buaian ini ceritnya lebih panjang, dan agak berliku-liku based on my true story yang sudah mengalami pengembangan intuisi penulis tapi tenang kali ini bahasa yang lebih ringan.

Buaian ini sebenarnya lagu asyik, namanya juga orang lagi kasmaran dan berbunga-bunga terpikat pada seseorang pada pandangan pertama, dan kita pengen banget jadi pasangan orang itu. Nah buat yang belom pernah denger lagu ini silahkan deh ya memutar video di bawah ini.

Video 1. Buaian

Karena  harus menulis cerita yang berkaitan dengan lagu ini, maka aku teringat satu  kejadian beberapa bulan belakangan ini. Kisah nyata yang dialami oleh penulis, ini serius butuh waktu berjam-jam mengingat kisah yang sudah berlalu sambil ada rasa ngilu memikirkan pria itu. Cerita ini tentang terbuai dan dekat dengan seseorang pada akhirnya endingnya masih rahasia dari Ilahi. Hehehe... Maksudnya ending cerita kisah ini masih dirahasiakan oleh penulis. 
Langsung saja kita baca sedikit cerpen yang berkaitan dengan lagu ini.

ooo



Surbaya, Aku mengenangnya sebagai tempat pertemuan kita. Awalnya, aku berkenalan tidak sengaja dengan seorang pria dalam gelapnya malam disebuah tronton yang mengantar kami pulang ke Asrama selesai mengikuti kegiatan keagamaan bersama.

Namanya Iko, bukan Iko Uwais pemain The Raid. Jangan kau banyangkan dia seperti Iko Uwais, karena sejujurnya pria ini biasa saja parasnya hanya siluet gelap saat malam itu kami berkenalan ditronton mungkin aku terpikat oleh sosok misterius itu.

Pertemuan itupun terkesan seperti angin berlalu, tidak menyisahkan kisah apa-apa yang ku ingat hanya namanya Iko. Entah kenapa malam setibanya kami di asrama, temanku Octa mengajakku pergi kewarung depan asrama. Octa bilang mau beli sandal swallow karena sendalnya rusak selama di Surabaya. Saat itu aku belum mengantuk jadilah aku menemani Octa ke warung depan asrama dan ku lihat sekalinya itu sosok siluet gelap yang tadi berkenalan denganku ditronton. Itukan si Iko, anak malam juga rupanya kataku dalam hati.

Aku lewat didepannya Iko yang sedang menghisap  rokok, lampu depan warung memang tidak seterang matahari tapi cukup buatku melihat parasnya dalam hatiku lumayan juga parasnya akan lebih ganteng lagi kalo dia tidak merokok. Serius bagiku Pria yang tidak merokok jauh berkali-kali lipat lebih keren. Di warung itu Iko berkenalan juga dengan Octa temanku dan kami mudah akrab saat berjumpa di warung depan asrama.

ooo

Setibanya di Jakarta., aku masih ingat nama pria itu meski sudah lupa sedikit parasnya. Beberapa hari tiba di Jakarta grup chat acara Surabaya ramai sekali. Masih ada yang merindukan kehadiran teman-teman yang berasal dari berbagai kota di Indonesia, atau mungkin berharap menemukan seseorang yang special melalui jaringan chat ini. Akh... dari jejaringan obrolan itu aku jadi tahu ternyata Octa sedang dekat duluan dengan Iko. Terpampang jelas waktu Octa makan sepiring berdua dengan Iko. Jleb...ada ngilu yang tak terucap, ya sudahlah rasanya antara pasrah dan gundah gulana mungkin itu yang tergambar saat tahu orang yang kita duluan kenal malah dekat dengan teman kita sendiri.

Aku bukan orang yang suka merusak kebahagian teman, asal Octa senang aku juga ikut berbahagia. Aku sendiri pura-pura cuek seolah tidak ada masalah sambil mengikuti perkembangan yang ada didalam obrolan grup. Aku juga ikut meramaikan jaringan obrolan grup acara Surabaya, sekedar bersapa ataupun bertukar pengalaman hidup dan kisah asmara yang telah berlalu.

Hari berganti hari, aku dengar Octa memutuskan menjauh dari Iko. Octa balikan sama pacarnya, entah harus berbahagia atau tidak memang rumit dijelaskan. Sejak kabar Octa balikan sama pacarnya itu senyum kembali menghiasi wajahku.

Tiba-tiba handphoneku berbunyi, ada pesan masuk rupanya iklan sebuah permainan yang mengirim si Iko. Wuih jantungku rasanya terbang melayang waktu itu, akhirnya bisa melanjutkan komunikasi meski hanya berkirim pesan singkat.

.........

(Bersambung)

Eaa... serius amat bacanya, udah dicut dulu aja sampe sini penulis mau bertapa melanjutkan kisah ini sambil bernostalgila sejenak. Jika terjadi kesamaan tempat, tokoh dan cerita itu hanya kebetulan atau mungkin kita yang berjodoh. Heheh... Ada apa sebenarnya dengan Iko, Aku dan Octa? Penasaran tunggu kalo udah terbit ini novel dibeli yakkk...biar ga kebawa mimpi saking pengen tahu ending ceritanya.

Cerita ini untuk seseorang yang pernah membuatku terbuai disana, aku tahu perasaan ini hanya sesaat tapi izinkan aku menuangkan perasaanku yang paling jujur dalam tulisan ini meski aku tahu kita tidak pernah bisa mengulang atau menghentikan waktu kala kita bersua.


Menjadikan sepi sebagai kawan sampai cinta menyapa kembali

Salam dariku yang pernah sedekat suara denganmu,
Melisa Dawson

Komentar

Postingan Populer