TIME TO MOVE ON

Teruntuk kamu yang pernah kucinta, 

Maafkan aku yang masih belum sepenuhnya beranjak. Kadang dalam setiap malam-malam hari aku masih saja memikirkan kamu yang tidak pernah tertakdirkan untuk hatiku. Aku masih berharap kita bisa bersama walaupun aku sadar dengan mata kepala ini melihatmu sudah berbahagia dengan wanita yang mengantikan diriku. Aku tidak pernah menyesal mengenal kamu, bagian terindah yang tidak pernah bisa kuucap, bagian terindah yang hanya bisa kukenang lewat barisan kata-kata dan garisan karya. Perih memang perjalanan cinta yang pernah kita lewati bersama, aku belum beranjak dari tempat itu bukan karena tidak ingin mencinta atau dicinta. Bukan juga karena takut gagal lagi membangun sebuah hubungan. Tapi karena aku hanya tidak ingin terlalu cepat mencintai seseorang lalu akhirnya terjebak dalam pelampiasan sesaat. Aku tidak mau melukai hati siapapun hanya karena aku terus menerus terjebak pada bayanganmu. Lebih baik sendiri, sampai aku benar-benar sadar untuk mengeluarkan bayangmu dari relung hatiku. 


Bayang itu kembali muncul, malah semakin tinggi intensitas kemun
culannya. Setiap kali bayangan itu muncul mati rasa aku dibuatnya, mau sok tegar juga rasanya sulit sekali. Lalu apa yang bisa kulakukan hanya berjalan mundur perlahan kemudian menghilang. Aku mencintanya sama seperti bagian dari diriku sendiri. Belum pernah aku benar-benar berhenti mencari, tapi sejak bertemu dengan dia yang tidak tertakdirkan untuk diriku dunia rasanya diam. Dalam diam kita merasa serpihan yang kasat mata, perasaan tumbuh tanpa bisa kita paksa yang kita sebut cinta. Aku sadar waktu ini terus berjalan dan aku masih terus memilih diam.

Saatnya beranjak pergi batinku berbisik pelan. Temukan kebahagianmu dan dia yang akhirnya kau pilih jadi takdirmu. Pada akhirnya seseorang yang pernah jadi terindah, kini sudah bersanding dengan yang lain. Lalu, kamu masih terpuruk dalam kesedihan dan berhap keajaiban datang memutar semua yang terlewati ? Ya mungkin kamu bisa bilang aku wanita bodoh. Buatku itu bagian dari aku mencinta, ketika aku berhenti mencari, ketika aku mencintai seseorang yang sama berulang kali dengan semua sikap baik dan buruknya. Disana aku meletakan hatiku dan bagiku sulit melupa untuk semua kenagan manis itu. Butuh waktu lama supaya tata letak kamar hati ini kembali siap disapa oleh cinta yang baru, butuh waktu yang tidak sedikit ketika kita harus membuang semua kenangan yang pernah ada dari kamar hati itu, butuh waktu untuk merenovasi semuanya. 

 

Aku harap kamu paham, paham kenapa aku tidak bisa menyapa mu lagi? paham mengapa aku selalu menghindar ketika kita bertemu? paham kenapa aku masih butuh waktu untuk melupakanmu? kenapa aku masih sulit beranjak bahkan masih diam-diam mendoakan kebahagianmu? 
Semua sederhana karena perasaan ini masih ada ruang untuk mu, aku ingin kamu bahagia. Jangan pikirkan perasaanku, semua sudah tertakdirkan tidak mungkin ada salah dibalik skenario kita bersama Sang Khalik. Bagian dari aku sekarang menjalani hidup tanpa dirimu, meski sulit, meski terasa sepi, meski kehilangan tempat untuk bersandar ketika lelah menyapa, meski air mata ini mengalir tanpa ada jari-jari yang menghapusnya. Aku harus bisa, mungkin pria-pria diluar sana melihatku begitu kuat, tapi tidak ada yang tahu seberapa rapuhnya diri ini.

Dari semua perpisahan ini aku belajar banyak hal :
1. Aku belajar lebih berani jujur dalam banyak hal
2. Aku berkarya untuk mengobati kerusakan jiwa setelah berpisah denganmu
3. Aku belajar bahwa seharusnya mencintai seseorang itu pelan-pelan bukan sekaligus agar jatuhnya tidak begitu menyakitkan.
4. Aku belajar melihat dunia ini masih tetap indah meski tanpa hadirmu disampingku.
5. Merenovasi kamar hati itu perlu waktu, sampai semua bayang dan kenanganmu terbungkus rapih untuk dibuang itu bagian terbaik dari akhir cerita ini.

Salam dari aku yang akan segera beranjak mengusir bayangmu,
Melisa Dawson


Komentar

Postingan Populer