YEP, BULLSH*T I SAY

Lama gak balik ke rumah ini buat nulis dan nuangin apa yang menyesakan otak gue. Tepat Sin Cia hari ini, izinkan gue menulis tentang satu hal yang melintas di pikiran gue. Maaf sebelumnya lama gak nulis karena belakangan harus merevisi buku novel Telisik untuk dikirim pada penerbit, semoga semuanya lancar.

Tahun ini ada banyak hal yang membuat gue senang dan patut bersyukur, pertama bisa wisuda dan foto studio bareng keluarga, bisa punya banyak waktu selama hampir 6 bulan dengan keluarga, bisa ngirimin cerita pendek buat ikutan lomba, bisa ngirim naskah novel berjudul telisik, dan terakhir hari ini bisa merayakan hari raya imlek atau Sin Cia. Nah, balik ke topik yang mau di bahas kali ini masih tentang keluarga. Selama 6 bulan ini karena gue banyak menghabiskan waktu berinteraksi dengan keluarga gue sadar loh ternyata keluarga kita itu adalah harta yang paling berharga. ehalah.. Cielah udah kaya lagu ya. Buat loe yang masih suka ngeluh kenapa sih keluarga yang gue punya seperti ini? kenapa ya tidak sempurna keluarga gue? kalimat yang pas adalah "Loe kurang gaul sama keluarga yang katanya gak pernah ngertiin Loe."

Bro, Sis..tak ada keluarga yang sempurna, bahkan kalo kata orang yang udah bete banget atau benci banget ketika ada orang di keluarga yang nyakitiin dia kalimat ini sering keluar "Jika gue bisa milih, Oh Tuhan gue gak mau di lahirin sama keluarga ini. Lahirin gue kek plis banget deh di keluarga Presiden RI mungkin hidup gue jauh lebih bahagia." pastilah ada kalimat ini keluar dari anak muda yang emosinya suka meledak-ledak ketika ada berantem di keluarga. Gue mau ceritain part anak muda yang suka aneh, selalu kalo udah berantem teriak-teriak "Bisa gak sih papa mama ngertiin kemauan gue?" gimana kalo di balik? "Bisa gak loe ngertiin maunya keluarga loe, papa, mama sama kakak loe sebelum loe selalu nuntut maunya di dengerin tapi gak mau dengerin orang lain?"

Gue bukan lahir di kelurga sempurna. Jauh dari kata sempurna, tapi gue inget kunci dari membuat keluarga itu bisa bahagia saja udah sempurna buat gue. Kuncinya ada di loe, loe bisa gak ubah cara pandang loe sendiri, bisa gak kasih waktu untuk mengerti keluarga loe? Kita akan susah mengubah orang lain, kalau kita sendiri gak bisa berubah maka kita akan susah membuat minimal keluarga yang loe punya bahagia. Buat anak muda yang punya idealist terlalu tinggi, egois dan emosi yang meledak-ledak salah gak sih mempertahankan pikiran dan pendapat kita yang radikal? Selama itu benar menurut kitab suci ya lakukan dengan tidak melukai hati orangtuamu, tidak membentak orangtuamu, marah-marah dalam menyampaikan sesuatu. Gimana ya nyampein hal ini ya? Kalian yang muda belom jadi orang tua, belom ngerasain gimana susahnya menjaga titipan Tuhan dari kecil sampe gede. Suatu waktu kalian punya anak juga gak mau kan kalian di bentak-bentak, di marah-marahin, musuhan terus sama anak kalian? sama orang tua kalian juga begitu, saya sering bilang tidak pernah ada sekolah untuk orang tua terbaik. 

Kalian mungkin masih bisa ngeyel bilang "Gue gak pernah minta di lahirin ke dunia ini sama emak bapak gue."  ala-ala sinetron terus teriak-teriak di jalanan supaya semua orang tahu. Eh, tong gimana kalo kita balik aja? Gue suka nulis dan ngebayangin dari sisi lain, ya kalo loe bisa ngebayangin perasaan orang lain maka gue yakin gak perlu ada drama terlalu berlebihan kali ya. Coba loe bayangin "Emak sama Bapak loe pun juga belom tentu maunya loe yang lahir ke dunia loh, kalo dia bisa milih mungkin mereka mau anak yang pinter seperti A*nes Mo mungkin yang kariernya di masa depan ternyata bagus, menghasilkan banyak uang. Loe tuh siapa bisa-bisanya bilang gak minta di lahirkan ke dunia dan punya keluarga kek yang sekarang yang loe punya?" Pasti loe gak sukakan di banding-bandingin, terus loe mulai mikir apakah di dunia ini gue lahir hanya supaya buat orang tua seneng dan kasih mereka uang? BUKAN ITU POINTNYA, coba loe bayangin perasaan orang tua loe doain yang jelek-jelek, loe doain gak pernah seneng punya orang tua kek begitu, loe bandingin sama orang tua lain? SENENG APA SEDIH APA KESEL PERASAANNYA? MIKIR BUNG! kalo loe bisa sedih atau kesel gara-gara di bandingin orang tua, apalagi mereka yang loe suka gituin? IDEALIS sih boleh namanya juga anak muda, tapi sampaikan dengan cara yang benar. Kita ini anak, saya seorang kristiani nah ya kayanya di semua agama selalu ngajarin sayangi orang tua, hargai orang tua, hormati mereka apapun kondisi mereka. Tidak di catat kasihilah dan hormatilah orang tuamu yang kaya raya, yang seorang presiden, yang seorang raja, yang sayang kamu kalau gak sayang maka tidak usaha sayang sama orang tua model begitu, kayanya tidak ada tercatat demikian di kita suci manapun. Sayangi dan hormati mereka maka hidupmu jauh lebih bahagia, sekarang aku coba ajakin pikiri logis. Kenapa sih kita kok bisa mati-matian buat temen atau sahabat kita yang sebenernya gak hidup ngurusin loe dari kecil, 24 jam di kali berapa lama loe hidup? pasti loe mau bilang "karena temen atau sahabat jauh lebih mengerti gue dari pada keluarga gue" oke itu bener, loe gak sepenuhnya salah, gue juga punya sahabat deket yang tahu seluk beluk kehidupan gue. Tapi di sini gue mau bilang, makin dewasa belajarlah makin mendekatkan diri dengan keluarga karena cinta sejati di pelajari dari keluarga. Ketika mama mengandung seorang bayi, dia tidak milih-milih juga kenapa harus kamu bukan seorang calon artis terkenal kelak ada di rahimnya, ketika kamu lahir bersyukurlah kalau kamu masih diberikan kasih sayang dari keluarga utuh, tengok berapa kasus bayi di buang oleh ibunya? bahkan tak sedikit akhirnya banyak bayi yang di temukan mati saat di buang. Cinta sejati tumbuh ketika orang tua mau menerima apapun kondisi kamu saat lahir, mau bersusah payah membesarkanmu sampai detik ini. Bodoh kalau kita memilih terlalu mengasihi orang lain padahal di keluarga sendiri yang jelas-jelas membesarkanmu gak di gubrisin. Nih logika lainnya, anggepannya kita sakit dan mati yang ngurusin siapa? temen, sahabat, pacar apa keluarga loe yang jauh lebih pontang panting? Kalau susah kenapa baru balik ke keluarga, tapi kalau senang kenapa selalu sama temen-temen loe? My Friends is second family, not always true. Temen atau sahabat bisa datang dan pergi, pacar apalagi pacar, dia belom jadi suami atau istri loe jangan pernah bergantung sama orang lain yang belom sah selain yang keluarga stay apapun yang terjadi sama loe.


Sayangi, jaga, hormati, cintailah keluarga yang kamu miliki, miliki pikiran yang baru bahwa Tuhan menaruh kita di keluarga yang sekarang dengan tujuan yang harusnya kamu sadari bukan kamu eluhkan. Sebelum semuanya terlambat, menangis tak pernah ada gunannya yang memang harusnya pergi kembali ke Tuhan akan kembali. Cintailah dirimu sendiri, cintai keluargamu, dan belajarlah membagi cinta itu ke orang lain. Kau mungkin bisa mencintai orang lain, mati-matian membela orang lain, merawat sahabatmu yang sedang sakit, tertawa dan bercanda dengan teman-temanmu, makan-makanan mewah bareng temen-temenmu pake uang dari orang tua atau hasil kerjamu tapi apa maknanya jika di rumah selalu berantem, tidak ada cinta kasih, tidak ada sikap saling tolong menolong, tidak ada canda tawa, tidak ada sikap menghormati yang lebih tua, bahkan tidak pernah ada makanan enak sama seperti yang sedang kau makan dengan temanmu tersedia di rumah karena kau sibuk habiskan uangmu dengan mereka yang kau anggap lebih penting dari pada keluargamu sendiri. Itukah namanya mengasihi sesama manusia dan Tuhan Allah? BULLSH*T. YEP, BULLSH*T I SAY. Apa yang ada di depan mata loe tiap-tiap hari pas di rumah aja gak bisa loe tunjukin kasih sedikit aja, pake bilang gue mengasihi banget semua temen, sahabat, pacar gue. Logikanya anehkan?

Eh, ini blog apaan sih? sok tahu banget dah? apa dia ngerti kondisi keluarga gue gimana? masa lalu gue gimana? Kenapa gue benci banget sama keluarga gue sekarang? Kenapa keknya menghakimi gue banget? Gue gak menghakimi siapapun, gue juga gak kenal loe tapi gue cuman mau bilang kalimat ini terakhir, kalimat ini gue kutip kurang lebih dari film Kung Fu Panda 2.

"Kisah hidupmu mungkin di mulai dengan satu hal yang menyakitkan, tidak menyenangkan tapi bukan itu yang menentukan masa depan kita."

Masih ngeluh untuk mau punya keluarga kek orang lain? Semoga tulisan ini menyadarkan kaum muda untuk kembali melihat keluarga itu wadah setiap manusia untuk belajar cinta pertama kali di dalamnya, yang punya masalah dengan diri sendiri dan sulit menerima keberadaan keluarganya. Itu pilihan anda memilih berdamai dan minta Tuhan yang mengubah hatimu, susah pasti awalnya tapi dengan kemauan pasti bisa.

foto ilustrasi ada di sini

Salam hangat dari aku yang sudah belajar berdamai dengan diri sendiri dan keluargaku,
Melisa Dawson

Komentar

Postingan Populer