Aku Ada Di sini

"Kamu ada di mana? Belahan jiwa yang terselip entah di suatu tempat yang sulit ku temukan." Pria itu bertanya pada bait status kecilnya, tidak pernah ia ganti. Mungkin Pria itu sedang mencari dan melihat tulang rusuk yang pas untuknya.

"Aku disini, di sudut kecil yang tidak pernah kau lihat. Aku berusaha memanggil kamu namun suaraku terabaikan, sadar aku amatlah kecil tak terlihat di antara yang lebih menarik. Hanya Wanita dengan wajah berbintik, berasal dari keluarga sederhana. Aku sadar kita berbeda dan mungkin aku tidak akan dilirik oleh dirimu." wanita itu menanti tiap-tiap hari, berusaha berkabar meski pria itu tidak menunjukan respon tertarik.

Hai Pria yang ku nantikan, rasanya hampir tak mungkin aku mengenggam dirimu yang jauh. Aku hanya menatap langit luas seorang diri, menumbuhkan rasa terhadap seseorang yang tak pernah ku kenal. Aku ingin mengenal kamu dan dunia kamu yang penuh misteri dan tanya. Entah, rasanya angin malam menusuk relung ini untuk kembali menulis semua perasaan gelisah yang berbisik di hati. Enyah dan pergi teriak ku!!! Berkali-kali aku berusaha meyakinkan diriku semua akan baik-baik saja, walau intuisiku berkata TIDAK!

Hmmm....Hari minggu seperti biasa aku sapa diri mu seharusnya begitu, tapi tidak dengan hari ini. Bahkan ketika aku tidak berucap apapun semua mungkin terasa biasa buat kamu. Tidak ada kesan kamu bertanya kabar, atau sekedar memulai juga untuk meyapa kehadiran ku sama seperti aku menyapa hadirmu di hari yang sudah lalu. Semua aku biarkan berjalan sesuai pada waktunya.
Aku tahu kamu sibuk, di sana entah kamu selalu bilang ada pekerjaan. Aku percaya dan tidak bermaksud menganggu sedikitpun tidak. Kamu ingat waktu kita pulang bersama dan kita bercanda bersama, di jalan itu aku berkata "aku percaya kamu, percaya kamu." padahal hari itu pertama kalinya kita bertemu, aku selalu berharap tidak kehabisan topik perbicaraan dengan dirimu tapi bicara dengan kamu selalu membuatku harus berpikir keras. Kamu pasti bertanya berpikir untuk apa? Bukankah perbincangan harusnya mengalir saja? Aku harap juga begitu, tapi yang aku pikirkan hanyalah supaya komunikasi ini tidak berakhir, sekedar bersapaan kemudian guyonan perbicaraan terus mengalir sudah membuat hari-hari ku tersenyum geli.

Kadang aku hanya ingin duduk diam bersama kamu menikmati senja dan angin yang menerbangkan helai-helai rambutku. Aku tahu kau tak banyak bicara seperti biasa, atau aku yang kurang bisa menggapai dunia mu? Aku minta maaf tidak bisa menjadi asyik, entah rasanya aku selalu mati gaya dan garing saat berhadapan dengan dirimu. Izinkan aku ada di sini walau hanya sejenak, aku tahu penantian ini juga akan berakhir ketika angin datang menerbangkannya perlahan-lahan. Jika kamu akhirnya masih mencari, aku harap itu yang terbaik untuk dirimu. Ada kata pertemuan yang selalu manusia ucapkan pertama kali berjumpa "Hai..." maka aku bilang kisah kita bukanlah kisah sendu tentang "Selamat tinggal", tapi kita hanya manusia yang berpetualang di jalan yang berbeda aku harap kita bertemu kembali dan berucap "Hai..selamat bertemu kembali." entah dengan siapa kita bersisian atau malah aku dan kamu akhirnya tertakdirkan bertemu kembali untuk bermuara kesatu jalan yang sama membangun keluarga kecil disana terselip kata kita.

Ssst... pejamkan mata dan dengarlah kata hati, mungkin dari situ kamu dengar siapa yang menanti dirimu dalam keheningan. "Sampai berjumpa kembali."

Ilustrasi dapat dilihat di sini

Dengar, aku ada di sini...
Melisa Dawson

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer